Notification

×

Tag Google

Mahasiswa Banten Kecam Tingginya Harga Beras Hingga Tarif Tol

Selasa, Februari 27, 2024 | 00:34 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-26T17:34:19Z
Konferensi Pers Mahasiswa Banten Menyikapi Kenaikan Harga Beras, Listrik, BBM, hingga Tarif Tol

Fakta Khatulistiwa - Aliansi Mahasiswa Banten mengkritik melambungnya kenaikan harga bahan pangan seperti beras.


Tidak hanya beras, perwakilan Aliansi Mahasiswa Banten, Saepul Basri juga mengecam kenaikan harga yang mengiringi BBM, Listrik, hingga Tarif jalan Tol.


"Kenaikan harga beras pun sangtlah tidak masuk akal karena hanya dalam kurun waktu kurang dari sepekan beras mengalami kenaikan harga sebanyak dua kali,” ungkap Saepul Bahri, dalam keterangan tertulis, Senin (26/2/2024).


Melambungnya harga beras dari Rp 10.000 menjadi Rp 14.000 untuk beras medium dan Rp 12.000 menjadi Rp 18.000 untuk beras premium, dikatakan Saepul sangatlah tidak wajar bagi negara agraris seperti Indonesia.


"Hasil keputusan ini sudah jelas tidak berpihak kepada rakyat, kelangkaan dan kenaikan harga pangan ini menjadi sebuah pertanyaan dan catatan besar masyarakat kepada pemerintah terkait terhadap keputusan yang tidak sesuai dan merugikan masyarakat," lanjut Saepul Bahri.


Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menduga kelangkaan dan mahalnya beras di pasaran akibat dari kebijakan bansos yang salah penerapan.


Bansos yang dikeluarkan secara ugal-ugalan dan tidak tersistematis ini, jelas merugikan masyarakat dan menurunkan daya beli mereka terhadap bahan pokok.


Untuk itu juga, Aliansi Mahasiswa Banten menilai, pemerintah tidak becus dalam mengelola kebutuhan pangan masyarakat.


“Maka dari itu, kami barisan dari Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten mengecam keras atas keputusan politik yang menghasilkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan,” tegas Saepul Bahri.


Keputusan politik yang diambil pemerintah seringkali tidak berpihak kepada rakyat, dan malah merugikan mereka.


"Dalam menyikapi situasi seperti ini, kami Aliansi Mahasiswa Banten mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu melawan kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat," ***

×
Berita Terbaru Update