Notification

×

Tag Google

Abad ke-15, Yongle Putra Hongwu Ambil Alih Pemerintahan Dinasti Ming

Minggu, April 28, 2024 | 15:23 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-28T08:23:59Z


Fakta Khatulistiwa - Zhu Di (1360-1424), putra ke empat Kaisar Hongwu, mengambil alih kekuasaan Dinasti Ming pada awal abad ke-15. Tahta ini diperoleh setelah serangkaian pemberontakan berdarah dengan kerabat dekatnya.


“Kaisar Ming lainnya juga harus disebutkan karena ia cukup penting dalam sejarah Dinasti Ming,” kata Kristoffer Uggerud di laman The Collector. 


Putra ke empat Kaisar pertama di Tiongkok ini, Zhu Di pun mengikuti rekam jejak ayahnya dengan mengambil nama Yongle.


Yongle mewakili ciri-ciri khas periode dinasti ini : Stabilitas relatif dalam masyarakat dan perbaikan kondisi kehidupan. 


Yongle juga terkenal akan pemerintahan yang brutal dan upaya keras untuk mengendalikan sistem air. Dialah yang memindahkan ibu kota dari Nanjing yang panas ke Beijing.


Kelak, Yongle memperoleh kehidupan abadi dalam sejarah karena menyelesaikan Kanal Besar. 


Ia juga mengirimkan kasim Zheng He sebagai Kepala Armada kapal melintasi Samudra Hindia menuju Afrika Timur.


Kaisar Yongle mensponsori tujuh pelayaran penjelajah terkenal Zheng He pada 1403. 


Beberapa pakar berpendapat bahwa ekspedisi itu bertujuan untuk mencari tahu tentang Kaisar Jianwen. (Kosov vladimir)


Sebagai penguasa Kekaisaran Tiongkok, Yongle menunjukkan keinginannya untuk mendapatkan kekuasaan absolut. 


Dia telah meminta salah satu birokrat Konfusianisme paling dihormati di Tiongkok, Fang Xiaoru, untuk menulis pidato pelantikannya. Namun Fang menolak. Fang mengira Yongle adalah pengkhianat yang tidak menuruti kemauan ayahnya.


Karena itu, Fang dijatuhi hukuman mati dengan digergaji di pinggul. Untuk menunjukkan penolakannya terhadap kaisar baru, Fang berkata bahwa Kaisar Yongle harus melangkah lebih jauh. 


Yongle juga harus melalui aturan lama yaitu pemusnahan sembilan tingkat kerabat. Sekitar 800 kerabat dilaporkan dibunuh sementara Fang dipaksa menyaksikan semuanya. 


Setelah Fang digergaji menjadi dua, legenda mengatakan bahwa dia mencelupkan jarinya ke dalam darahnya sendiri dan menulis “perampok takhta”.


Dinasti Ming adalah dinasti dimana tidak ada batasan formal dalam menjalankan kekuasaan Kaisar. 


Kekaisaran sangat kuat namun tidak memiliki supremasi hukum sama sekali. Kaisar melakukan pembunuhan ketika dirasa perlu dan orang-orang ditugaskan ke kerja kolektif bila diperlukan. 


Perbudakan semakin berkembang dan para kasim akhirnya membentuk birokrasi yang beranggotakan ribuan orang.


Dinasti ini juga membangun jaringan spionase yang luas terhadap warganya. ***

×
Berita Terbaru Update